Pusat Kebudayaan Belanda Erasmus Huis baru-baru ini mengadakan pemutaran film Belanda, sebuah kategori film keluarga, yang berjudul “De brief voor de koning” alias “The Letter for the King.”
Film ini berdasarkan pada sebuah buku karangan Tonke Dragt yang juga telah ada salinannya dalam bahasa Indonesia dan diterbitkan oleh PT.Gramedia. Yang istimewa, Ibu Tonke Dragt ini ternyata lahir di Jakarta pernah dibesarkan di Indonesia sebelum akhirnya pindah ke Belanda.
Film ini mengisahkan perjuangan seorang calon Ksatria yang rela melewatkan momen pengangkatan untuk menjadi seorang Ksatria demi menolong seseorang memberikan sebuah surat penting pada seorang raja di negara tetangga. Dalam perjalanannya memberikan surat tersebut, si anak muda berumur 16 tahun yang gagal menjadi Ksatria ini menemui banyak rintangan dan hambatan. Perjalanan yang jauh, melewati hutan, jurang, gunung yang juga tertutup salju serta masih juga harus menghadapi orang-orang yang berusaha untuk membunuhnya harus ia tempuh dengan berani. Benar-benar perjalanan yang berat dan penuh tantangan namun akhirnya berhasil ia lewati.
Awal mula menonton film ini yang ada di dalam pikiran adalah, “Boooo susah bener yaaaaak kalo gak ada internet. Coba kalo jaman dolo dah ada internet, kan tinggal kirim ajah pake e-mail. Cepet, praktis dan pastinyah ekonomis.. he..he..he..”
Tapi sih sepertinya, film itu mau bilang bahwa tidak perlu menjadi seorang prajurit atau pun seorang ksatria dahulu untuk berbuat hal yang mulia dan heroik karena pada dasarnya setiap orang punya sisi kepahlawanan dalam dirinya. Setiap orang bisa kok berbuat baik dan bermanfaat bagi orang lain asal punya kemauan, begetoh kira-kira pesen moralnyah…
Dan kesan terakhir dari nonton film itu adalah, “Enak juga yak nonton gratis begeneh… Dah filmnya bagoes, ruangannya ber-AC, eeeeh… masuknya gratis lageeee wkwwkkwkwk… Ternyatah… gak cuma blog ajah yang maunya gretongan… (hi..hi..hi.. dgn devil laughter tentunyah). Hmm… Bulan depan kira-kira filmnya apa yak..??? Buat yang mau ikutan silahkan cek sendiri jadwalnya di websitenyah 😀
MUNYUK MENTEL 
lain kali i will choose a seat that has no mama with afro hair in front of me, unless my neck grows longer as needed
Makhluk Maniez a.k.a Munyuk Mentel replies:
Hey.. What can you expect.. with free admission like that you should forget the theater seating… 😀
the auditorium does have theater-style seating, it’s just it was too dark and too late to decide for your better destiny that time.
Makhluk Maniez a.k.a Munyuk Mentel replies:
(with blushing mode: On) ..Okaaayyyy.. ga..ga..ga.. I promise I won’t be late next time…
bahwa tidak perlu menjadi seorang prajurit atau pun seorang ksatria dahulu untuk berbuat hal yang mulia dan heroik karena pada dasarnya setiap orang punya sisi kepahlawanan dalam dirinya
—- SEPAKAT—-
Jadilah diri sendiri
Makhluk Maniez a.k.a Munyuk Mentel replies:
Diri sendiri yang berakhlak baik dan bermanfaat dunia akhirat tentunyah.. 🙂